WONOGIRI - Triyanto, warga Dusun Sriten, Desa Watangrejo, Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, menemukan sebuah lorong panjang menyerupai gua saat sedang mencari batu untuk dijadikan akik.
Awalnya Triyanto mengira lubang kecil berukuran 50 sentimeter yang ditemukannya merupakan sarang ular atau landak. Namun saat ditelusuri, ternyata lubang kecil itu berbentuk lorong sepanjang panjang lebih dari 100 meter. Hal yang lebih mengejutkan, lorong tersebut cukup luas.
"Tadinya saya mengira itu lubang hewan melata seperti ular atau landak. Soalnya dari luar, lubangnya kecil banget. Tidak tahunya di dalamnya ada lorong panjang dan luas banget," papar Triyanto kepada Okezone, di Wonogiri, Jawa Tengah.
Temuan gua yang dinamainya Luweng Kembar itu lalu dilaporkan ke kepala desa setempat. Dalam sekejap Gua Luweng Kembar ramai dikunjungi warga yang penasaran dengan gua yang konon lorongnya hingga perut Bumi.
Berdasarkan penelusuran Okezone, untuk masuk ke Gua Luweng Kembar tidak bisa dilakukan dengan berdiri, tapi harus dengan cara merangkak. Lubang gua yang cukup sempit juga hanya bisa dilewati satu orang, sehingga orang yang ingin masuk harus bergantian.
Bagian dalam Gua Luweng Kembar sangatlah gelap. Jangkauan cahaya senter juga sangat terbatas. Meski begitu, cahaya lampu senter masih bisa menjangkau dinding-dinding gua yang terdapat stalaktit yang meneteskan air.
Dinamakan Luweng Kembar karena di dalamnya terdapat dua lubang air menyerupai lubang kawah. Jalan menuju dua lubang kawah itu sangat curam, licin, dan kondisi itu tentunya berbahaya bagi siapa pun yang ingin melihat.
Kepala Desa Watangrejo, Hermanto, mengungkapkan sudah melaporkan penemuan Gua Luweng Kembar kepada Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Bahkan, dia sudah meminta pihak Universitas Sebelas Maret untuk melakukan penelitian dan penelusuran ke dalam gua.
"Goa yang baru ditemukan ini diharapkan bisa menambah perbendaharaan objek wisata di Kabupaten Wonogiri khususnya Pracimantoro," pungkasnya.
(ris) Sumber : http://news.okezone.com/read/2015/06/09/512/1162466/pencari-batu-akik-temukan-lorong-raksasa-di-perut-bumi